Selasa, 15 Juni 2010

Ayat Ku

Umumnya, kita berputar bersama KALACAKRA - Roda Sang Kala - , waktu.
Dialah pengendali hidup kita. keberadaan kita tergantung padanya, pada waktu dan ruang. karena itu, apa yang kita sebut dan pahami, sebagai Tuhan, jangan-jangan sang Kala.
Kalau begitu, Tuhan " Kita" selama ini tak mampu melampaui waktu.
Ia menjadi Tuhan yang sangat kerdil. Tuhan bagi anak cerdas Cucu A, Tuhan bagi Umat B, Tuhan bagi pemeluk agama C. Tuhan kita selama ini amat sangat tergantung pada sejarah, bahkan pada manusia, pada para penerima wahyu.
Tanpa mereka, kita tak akan pernah mengenal-Nya.
Tuhan macam ini sesungguhnya produk pikiran kita.
Barangkali produk " Lapisan pikiran tertinggi", dan tidak ada yang salah dengan itu.
Boleh-boleh saja kita menciptakan Tuhan sesuai dengan pikiran serta pemahan kita.

Mereka yang telah melampaui "Kalacakra" berputar bersama "dharmacakra", yang melampaui waktu,wujud ruang,pikiran,perasaan dan segala bentuk kegiatan.
Seperti apa putaran mereka tak dapat dijelaskan, karena penjelasan hanya dapat diberikan pada konteks ruang dan waktu. berada dalam Kalacakra, setiap orang berputar demi dirinya.
Hukum sebab-akibat, Hukum Aksi-Reaksi masih mengikat dirinya.
Berada dalam Dharmacakra, manusia tidak lagi berputar demi dirinya.
Ia berputar demi dharma, demi putaran tu sendiri.

Bumi kita berputar demi dharma, demi putaran itu sendiri.
Untung ia tidak berputar demi manusia.
Kita menganiayanya, kita melecehkannya, kita memperkosanya, tetapi ia tidak berhenti berputar. Bayang-kan, apa yang terjadi bila ia mulai berpikir " Umat manusia sudah keterlaluan,brengsek bener mereka. Untuk apa berputar bagi mereka ?
berhenti sejenak -ah-. aku sudah celaka- biar merekapun ikut celaka, tahu rasa!!!
Tapi Tidak , ia tidak pernah berpikir demikian. Ia tetap bertindak sesuai dengan dharma. Ia tidak pernah lalai. kita merampoknya, mencemarinya, tetapi ia tetap memberi........

Tidak ada komentar: