Sabtu, 16 Juni 2012

KUNCUNG

Tidak ada yang aneh melihat kuncung, atau kuncir atau apalah ku menyebutnya. Saat kecil kuncir hal yang indah di mata anak kecil dan orang dewasa pun menyebutnya lumrah. Entahlah apa yang ada di pikiranku hingga kini pun aku masih ingat pada seorang wanita yang memiliki kuncir pirang, dengan hidung mancung dan kulitnya yang putih. Tertawa lepas di malam hari mendengar dongeng lucu dari negri entah berantah.
Saat ini wanita adalah mahluk Tuhan paling sexy bagi mata pria yang bukan gay ataupun waria, wanita bergerak lincah tanpa beban disaat ia masih perawan. Gulungan nasib membawanya melangkah lebih berat karena dukanya pada badan yang telah dijamah tuan.
Namun wanita yang bisa melepaskan muaknya pada badan akan melangkah lebih ringan, diantara kumbang yang menghisap madunya. Dia selalu tersenyum memendam duka dan mengikis lukanya dengan sabar hati.
"Oh, itu pikiran lelaki atas wanita yang sangat sempurna."
Namun sayang lelaki mahluk perkasa nan bodoh yang ingin terlihat bertenaga di hadapan mahluk yang lemah. Tentu ini bukan suatu hal yang hebat, pikiranku menyamakan hal ini dengan tikungan tajam yang tak tajam, begitu bodohnya.
Kuncung dan kuncir itu hanya untuk yang masih kecil dan Lumrah bagi orang dewasa.