Sabtu, 03 Juli 2010

JNANA ATAU KEBIJAKSANAAN YANG MENYELAMATKAN

Bagaimana cita-cita kesempurnaan itu bisa tercapai?

Diuraikan mulai pada samsara, samsara adalah proses menjadi yang historis, samsara adalah proses temporal perubahan dari satu kondisi ke kondisi lain. Yang membuat dunia ini terus berjalan adalah kerja,tindakan, atau karma. Jika dunia ini tak lain adalah pasang dan surut,proses menjadi yang terus menerus,semua itu disebabkan oleh tindakan atau kerja.pada tingkatan manusia,tindakan atau kerja ini disebabkan oleh hasrat keinginan atau kelekatan, kama. Akar keinginan atau nafsu adalah avidya atau ketidak tahuan tentang sifat dunia dan isinya. Akar hasrat atau nafsu ada pada keyakinan yang dungu pada kemandirian individu, penghubungnya pada realitas dan kemandiriannya.jika kedunguan atau ketidaktauan ini terus ada,setiap makhluk hidup tak akan bisa menghindar dari lingkaran kelahiran dan kematian.selama masih terikat hasrat keinginan apakah baik atau buruk kita akan tetap terbelenggu.tidak ada bedanya apakah belenggu yang mengikat kita dari emas atau besi. Untuk melepaskan diri dari belenggu ini,kita harus melepaskan diri dari kedunguan,yang adalah biang dari hasrat keinginan dan kerja yang dungu. Vidya atau kebijaksanaan adalah jalan untuk membebaskan diri dari lingkaran avidya, kama, karma.

Kebijaksanaan tak boleh dirancukan dengan pembelajaran teoritis atau keyakinan yang benar,karena kedunguan bukanlah kesalahan intelektual.kedunguan adalah kebutaan spiritual.untuk melepaskan diri dari kebutaan ini kita harus membersihkan jiwa dari kebodohan dengan menghidupkan visi spiritual. Kita harus mengendalikan panca indra,mempunyai iman yang takkan goyah oleh keraguan intelektual dan melatih pengertian ataupun budi.

Kebijaksanaan adalah pengalaman langsung yang mewujud setelah hambatan-hambatan lagi perwujudannya disingkirkan.upaya orang yang mencari kebijaksanaan harus diarahkan untuk menyingkirkan hambatan-hambatan,untuk menghilangkan kecenderungan-kecenderungan avidya atau kedunguan yang membutakan.kebijaksanaan itu selalu ada.kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang harus diraih dari luar diri kita.,apa yang harus kita lakukan adalah membuka diri pada penyingkapan, pemahaman sehari-hari, yang didasari oleh keinginan-keinginan dan prasangka,tak akan bisa menyingkapkan realitas yang sebenarnya.ketenangan pikiran dan kemurnian kehendak, pengingkaran ego akan membawa kita pada pencerahan,kebijaksanaan,dan cahaya terang yang akan membawa kita pada kesejatian hidup.inilah keabadian hidup,kepenuhan purna kemampuan kita untuk mencinta dan mengalami kebijaksanaan. Ketika cahaya kebijaksanaan merekah,kedunguan akan lenyap dan akar-akar kejahatan akan punah.jiwa yang bebas akan mengatasi dunia.tak ada lagi yang harus diciptakan atau ditaklukan.kerja tidak lagi membelenggu ketika kita mencapai kebijaksanaan ini,kita akan mengalami hidup dalam DIA yang maha tinggi.kesadaran ini bukan sesuatu yang abstrak,kesadaran ini adalah kesadaran yang akan membukakan mata kita pada semua eksistensi,tanpa kecuali dalam diri.indifidu manusia yang telah mencapai kesejatian akan berusaha mengejar kesempurnaan hidup ini dengan sikap bakti seperti yang orang lakukan pada orang yang dikasihi.

INSAF

"Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih,Suci lahir dan di dalam bathin
Tengoklah kedalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat "

Sebuah syair yg indah dibuat dengan sadar oleh seorang musisi yg bernama Ebiet..

Dari untaian kata yg disusun sangat jelas, jika apa yg selama ini kita pikirkan,ucapkan dan lakukan tidak lebih dari permainan pikiran. Pencarian jati diri jika tidak melepaskan semua yang melekat tentulah itu hal yg bisa dibilang impossible.

Tengoklah kedalam sebelum bicara tidak jauh dari jiwa Tat wam Asi dimana mengandung roh yang mengedepankan cermin diri, mengaburkan arti egosentris sehingga membentuk insan manusia illahi yg seutuhnya, dari diri bersih dan tersadarkan.

Singkirkan debu yang masih melekat, selama menjalani kehidupan baik sadar ataupun tidak, dimana waktu berjalan dengan sangat sempurna. Namun manusia yg belum tersadarkan mengumpulkan tiap detik debu-debu untuk dijadikan alas bedak wajah dan dijadikan penutup raga semua ini hanya suatu cara dalam melakoni kehidupan.

Hukum Mukjizat


Di suatu pulau, pernah tinggal tiga orang pertapa. Mereka sudah tua, dan hidup mereka sangat sederhana. Dalam kesederhanaan itu, doa mereka pun tidak berbelit-belit, kami bertiga, engkaupun bertiga, berkatilah kami !. Doa yang sederhana ini mampu menghadirkan mukjizat, pada suatu ketika seorang ulama yang pernah mendengar tentang mereka dan mukjizat doa mereka mengunjungi pulau itu. Ia menemui mereka dan menyampaikan bahwa cara mereka berdoa tidak pantas, bahkan salah. Dan ia pun mengajarkan cara berdoa yang benar, sesuai dengan peraturan syariat Islam, tidak lama kemudian sang ulama, meninggalkan pulau itu dengan perahu, lalu berlayar sebentar, ia melihat bola cahaya mendekati perahunya. Setelah cukup dekat, ia baru sadar bahwa cahaya tersebut dipancarkan oleh tiga pertapa yang sedang berlari-lari mendekati perahunya. Aneh.... Mereka berlari-lari diatas air, maaf kan kami bapak ustadz, kami belum hafal cara berdoa sebagaimana yang bapak ajarkan tadi. Itu sebabnya kami bertiga mengejar perahu bapak. Bisakah bapak mengulanginya kembali,agar kami hafal. Sang ustadz hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, bagaimana mereka bisa berjalan diatas air? Setelah termenung beberapa saat, ia menjawab, sahabatku kalian tidak perlu mengubah cara berdoa kalaian. Teruskan cara kalian!... Bagaimana para pertapa tersebut busa berjalan diatas air? Bagaimana bisa ? Menunjukkan mukjizat....