Sabtu, 29 November 2008

zera'butan

Hari yang panas buat manusia, bagi saya disaat dia menemukan kesengsaraan terhadap apa yang dia lakukan sendiri.
Dan sorga tidak akan pernah ada, tertutup oleh ambisi duniawi,
lalu bila kita tidak lagi bicara tentang uang, kekayaan trus gimana bisa sekedar wedangan di warung heik??
Jika dipikir lagi seorang teman dengan sangat merahasiakan diri telah meminjam uang demi membiayai anak-anaknya kuliah dari istri nya yang ke-2,
lalu mengapa mereka terlihat tentram diatas bara api yang siap membakar mahligai perkawinan yang terlihat sejati namun semu.
Warung heik yang sepi tampak makin sepi, hanya ada lamunan-lamunan,
karena setiap 2 hari harus bayar bon diwarung, lalu gaji bulanan yang makin menipis bikin penat pikiran dan hati pun seakan berontak.
Terlintas untuk sekedar berbasa-basi dengan mbok min, owner dari warung heik..."
""wah...kacau"""" membuka pembicaraan;
"" nopo pak??? jawab mbok min tanpa beban;
-ya- ini, belum akhir bulan tapi kondisi keuangan malah bukan membengkak, tapi kempes seperti krupuk layu..jawab pak jiki.
Apa bisa ya, cari pesugihan tapi ndak ada yang membuat itu musyrik??;
"""ya pak...., yang menamakan itu musyrik atau ndak khan manusianya, 
kalau Allah sich ,ndak pernah tuch kita denger, ya mungkin...... belum cari pesugihan aja kita sudah sering berbuat musyrik, sampai-sampai suara-suara gusti Allah ndak ceto...
dalam hati pak jiki menggelitik, betul juga ya omongan bu min,
kalo semua manusia yang dilahirkan suci dan dapat menjalani kehidupan ini juga suci,
pasti bisa kita mendengar suara keinginan apa yang harus dijalankan oleh gusti Allah,
bukannya malah jadi buta dan budek.
Teringat pak jiki pada saat anaknya baru dilahirkan di dukun bayi; wah bener ya, kalo waktu bayi, kita hanya bisa mendengar tangis dan tawa dan sesekali diam tanpa makna dari bayi yang baru lahir.
Apa seperti itu perwujudan yang harus kita lakukan? dengan mengertikan sendiri, apa kemauwan si anak, apa mau makan,tidur,pipis atau yang lain...ternyata tuhan yang suci baru lahir itu harus kita mengerti dengan rasa, bukannya dengan egois dan amarah, apalagi amarah akan suatu keadaan dimana kita tidak mampu mengartikan gimana maksud dari si bayi tuhan itu...

tapi rekayasa ntuk kesucian dari anak tuhan sering terjadi, akibat dari cara kita sendiri untuk mengartikan rasa itu, ada yang memberi dengan berlebihan, ada pula yang memberikan dengan kurang banget.
Lalu dengan akhir kata, anak tuhan dapat tumbuh sehat dan menjadi anak bangsa Indonesia, jika cukup sandang, pangan, papan tidak lupa juga susu ibu yang kental tanpa gula. CARANYA amalkan kerja dengan dasar tepo seliro dan gotong royong...