Minggu, 02 Oktober 2011

NISANKU

Saat duduk diantara nisan, tidak satupun yang bisa diajak bergurau, semua diam, yang tersisa hanyalah cerita. Cerita yang selalu dikenang dan tidak akan pernah dilupakan oleh sebagian dari kita. Cerita yang menyayat hati tentang kehidupan yang menyakitkan, cerita yang memberikan inspirasi semasa hidupnya yang berpegang teguh pada keyakinan ataupun cerita yang memalukan.

Namun saat semua ditinggalkan semua hanya kenangan. Bahkan adapula yang bukan untuk dikenang namun menjadikan air mata menetes disaat ingatan kembali berseru.

Untuk beberapa saat aku mulai meresapi arti sebuah nisan, tulisan indah sebuah nama kematian.

Telah lama aku berjalan dalam ketidaktahuan dan kematian seakan sangat menakutkan. Untuk siapa semua ini ,? Bahkan terlalu rajin ku menanyakannya hingga jawaban yang telah diberikan Nya padaku seakan hilang ditengah keramaian suara pikiran.

Kematian berikan aku jawaban atas pertanyaan ini,darimana kuburan yang siap menerimaku dan siapa yang akan pantas tumbuh diatasku menjadi ilalang dan rumput liar? Ku tak lagi menanyakan kemana aku setelah kematian. Cerita itu hanya kebodohan pikiranku yang takut kutinggalkan. Kematian selalukah menjadi ketakutan bila akhirnya ku mampu menjawab, bahwa ragaku bukanlah milik kematian, ragaku tidaklah mati. Yang mati itu kematian itu sendiri.

Sampai kini aku menundukkan kepala pada nisan, yang telah menghidupkan kembali setiap kematian. Hidup dan nyata sebagaimana kenyataan yang memberikan jawaban atas indahnya kematian.

Datanglah dan ku masih setia menunggumu, sama seperti aku setia ménantikan saat dilahirkan.

Tidak ada komentar: