Kamis, 24 Juni 2010

Nabi Isa Story Capture

Seribu sembilan ratus tahun setelah disalibkan, pada suatu ketika Yesus melihat kebawah. Ia temukan sekian banyak gereja tersebar di seluruh dunia. Sampai ke pelosok-pelosok, sampai ke dusun-dusun terpencilpun ada saja bangunan gereja. Ada saja seorang pastur atau seorang pendeta yang mengurusnya.
Ia berpikir ,"keadaan di dunia sudah berubah. Kali ini kalau aku turun, mereka pasti akan menerimaku dengan tangan terbuka." Dan Ia pun langsung menghadapat Allah, "Bapa, biarkan aku turun sekali lagi. Sepertinya mereka sudah siap menerimaku."
Allah Bapa tersenyum, "Isa, anakku, apa yang membuat kamu berpikir demikian?"
Yesus menjawab,"karena sudah ada sekian banyak gereja,tempat ibadah yang tersebar di seluruh dunia. Sampai ke desa-desa terpencil pun ada paling tidak seorang pastor, ada paling tidak seorang pendeta yang mengabdi dan melayani umat. Kiranya mereka sudah sadar."
Allah Bapa menanggapi Isa Yang Ia Sayangi, "jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan. JUmlah gereja,pastor dan pendeta tidak menjamin kesadaran mereka. Sungguh sangat tidak sadar para manusia di bumi. Agama pun telah mereka jadikan komoditas. Ada yang memakai untuk kepentingan politik. Ada yang menggunakannya sebagai alat untuk memecah belah umat, lalu menguasai mereka. Sudahlah, jangan lagi memikirkan manusia di Bumi.
Isa tetap saja bersikeras,"Mohon Tuhan,beri aku kesempatan lagi. Beri mereka satu kesempatan lagi. Saya dengar, mereka sedang menanti-nanti kedatanganku."
Terpaksalah, Allah mengabulkan permohonan Isa. Dan Isa pun langsung turun ke dunia. Mihat gereja-gereja yang megah dan kehidupan para pastor maupun pendeta yang mewah, Ia bingung," Bagian mana ajaranku yang mereka pakai?"
Ia mengelilingi seluruh dunia. Gereja mana yang harus Ia kunjungi? Tiba-tiba Ia merasakan kesepian. Ditengah keramaian dunia, Ia berdiri "sendiri". Diantara kerumunan massa yang mengaku Kristen, Ia mencari-cari umatnya.
Sementara Ia selalu menekankan bahwa, "Manusia tidak hidup karena roti saja." Bahwa dikuar urusan perut, kedudukan, kekayaan dan ketenaran masih banyak urusan lain. Sekarang, mereka yang mengaku pastor dan pendeta, justru menjanjikan "rejeki", "kursi" dan entah apa lagi, untuk menarik umat!
Tetapi Ia tidak putus asa, "Dari sekian banyak gereja,pastor dan pendeta, masa iya tidak satupun memahami ajaranku dengan benar?"
Akhirnya, Ia menemukan satu gereja yang terletak didusun terpencil, jauh dari kota. Bangunannya amat sangat sederhana. Dan pastor yang mengurusnya juga kelihatan ramah, masih belum tercemar.
Umat kristiani tengah mengikuti kebaktian. Yesus menunggu di luar gereja itu. Ia tidak ingin mengganggu mereka. Ia menunggu sampai selesainya misa. Lalu melihat mereka mulai keluar, Ia mendekati mereka,"Temanku, aku senang sekali melihat kesederhanaan kalian. Setelah keliling dunia, baru kutemukan gereja seperti ini.
Ada yang menanggapinya dan mengucapkan "Terima kasih". Ada juga yang tidak menanggapinya dan hanya menganggukkan kepala. Satu diantara mereka memperhatikan jubah Yesus, "sepertinya kau orang baru di dusun ini. Jubahmu itu lucu, seperti jubah yesus."
Yesus memperkenalkan dirinya, "Aku memang yesus dan aku baru saja datang ke dusun ini".
Mereka yang mendengarnya menganggap dia orang gila, "Yesus ? Berani-beraninya kau mengaku dirimu Yesus?"
"Bukan mengaku, aku memang Yesus."
Mereka menyimpulkan bahwa Ia gila, mereka tidak mengenalinya.
Yesus berupaya meyakinkan mereka, "kenalilah Aku, Akulah Yesus yang kalian sembah dan puja. Namakulah yang kalian muliakan dalam gereja. Kedatanganku kalian nati-nantikan. Dan aku sengaja memilih dusun ini, memilih gereja kalian, untuk kujadikan rumahku, selama berada di dunia."
Kalau tidak gila, "kamu pastilah seorang nabi palsu, yang memang sudah diramalkan dalam Alkitab."
Begitulah sambutan yang diterima oleh Kristus, dari umat Kristiani !
Sementara, melihat keramaian diluar sang pastor pun keluar, ada apa ini?
"Lihat romo, orang ini mengaku dirinya Yesus".
Sang pastor memperhatikan sorotan tajam mata Yesus, lalu menundukkan kepalanya, "orang ini ingin menyesatkan kalian. Biarkan saya yang menghadapinya. Kalian boleh pulang".
Yesus tambah bingung, "berarti kau mengenali aku."
"Tentu, Tuhan. Saya mengenali Tuhan."
"Lalu kenapa tidak menyatakan demikian pada jemaat mu ? Kenapa pernyataan mu diluar lain-berbeda?"
"Maaf, Tuhan, tetapi saya takut."
"Takut ? Takut apa, anakku ? Apa yang kau takuti ?"
Yesus betul-betul tidak memahami maksudnya. Sang pastor menjawab, "begini Tuhan. Dulu, hampir 2000 TH yang lalu, ketika mendatangi dunia ini, Tuhan mengobrak-abrik bait Allah. Tradisi-tradisi lama yang sudah usang Tuhan Dobrak."
"Lalu?" - tanya Yesus.
" Mohon, Tuhan tidak melakukannya lagi. Kalau Tuhan mengobrak-abrik gereja-gereja yang tersebar diseluruh dunia ini, kalau Tuhan ku mendobrak tradisi-tradisi yang telah kami pertahankan selama hampir 2000 Th, maka semuanya akan hancur lebur. Tak satupun gereja akan tersisa. Tak satupun pastor atau pendeta akan lolos, usaha kita semua ini akan sia-sia."
"Usaha?, usaha, kau katakan ?"
Yesus bisa marah. Ia sangat manusiawi. Dulu, waktu melihat orang-orang Israel meng-"usaha"-kan tempat Allah, Ia pun pernah marah.
"Maaf, Tuhan, maaf. Itulah sebabnya, Tuhan. Tolonglah, jangan kemari lagi. Di dunia ini, semuanya sudah berjalan lancar. Para pastor sudah mapan. Para pendeta sudah hidup senang. Jumlah gerejapun bertambah terus. Biarkan kami yang mengurus gereja, Tuhan. Kami tidak ingin merepotkan Tuhan lagi."
Hari itu Yesus baru menyadari bahwa manusia masih tetap sama. Tidak terjadi perubahan apapun juga malah semakin licik-semakin edan!

=========
Memang demikian adanya. Seorang Yesus diantara kita tidak akan tahan melihat upaya peng-"usaha"-an agama dan lembaga-lembaga keagamaan. Bukan hanya agama Nasrani, Agama apa saja diberbagai kelompok ada "politisi" yg berpikiran picik dan tidak memiliki ahlak, dan siap meng-"usaha"-kan apa saja. Agama dan umat agama pun dijadikan komoditas.
Dalam keadaan seperti sekarang ini apakah ISA atau MUHAMMAD atau SIDDARTHA atau KRISNA - siapa saja yang "datang kembali" - akan mengobrak abrik sistem yang sudah keropos ini. Bayangkan, para politisi kita sudah terbiasa menggunakan "ayat-ayat suci" demi kepentingan mereka. Maknanya dimanipulasi. Hal-hal yang kontekstual dijadikan absolut dan begitu saja di kenakan pada situasi kontemporer. Sementara esensi agama sendiri terlupakan. Inti pesannya terabaikan. Keindahan ajaran-ajaran agama tercemari oleh ulah manusia.
Kisah para Nabi dan riwayat hidup mereka pun sering dimanipulasi. Fakta sejarah ditutup-tutupi.

*********
(AK; ISA; Hidup&Ajaran Sang Masiha, disadur dibumbui oleh Tj. Garing)

Tidak ada komentar: