Kayu selama beratus tahun tidak pernah bicara baik secara lisan atau pun tulisan, seingat ku, kayu memang diam. Dan sepengetahuan ku kayu tidak pernah berbicara.
Saat aku menyaksikan sebuah film kolosal, Lord Of The Ring, sekelompok kayu bisa berbicara, bisa bergerak, dan mampu memberontak atas apa yang menjadi perlakuan manusia.- Ia-kayu itu tidak seperti apa yg ku pahami, tidak seperti apa yang ku merti.
Dan tanpa kita sadari kelakuan kayu itu pun sering menjadikan kita mengikutinya, kelakuan diam dan berharap dari diam akan mendapatkan jawaban. Namun kita lupa jika maksud kayu itu diam bukan untuk mencari atau pun mendapatkan jawaban, kayu hanya diam, tidak meminta apa pun dari diam itu, Diam yang tulus dan ikhlas, bukan diam yang diliputi dengan keraguan, bukan diam yang diliputi dengan amarah. Hanya Diam titik.
Saat kita diam ada yang mengartikan dengan positif dan berkata coba meditasi-coba kesadaran, dan dalam diam kita berhalusinasi dengan puluhan tata cara meditasi, kita pun berasumsi jika langkah alam lah yang kita ikuti, maka peluang kesadaran akan bangkit, untuk apa?, untuk kesadaran, lalu? untuk kebahagiaan. Dan berbagai macam kata "untuk" telah menjerat kita, berbagai macam bentuk ikatan baru yang halus makin halus menjerat kita.
Alam tidak diam untuk sesuatu apa pun, kayu tidak diam untuk sesuatu apa pun, semua diam dalam diam mengembalikan segala kebisingan mengembalikan segala kekacauan dan menjadi diam yang ikhlas, diam yang tanpa rasa dan rupa, diam yang meditatif, yang alami tanpa ada alasan untuk diam itu sendiri.
Saat aku menyaksikan sebuah film kolosal, Lord Of The Ring, sekelompok kayu bisa berbicara, bisa bergerak, dan mampu memberontak atas apa yang menjadi perlakuan manusia.- Ia-kayu itu tidak seperti apa yg ku pahami, tidak seperti apa yang ku merti.
Dan tanpa kita sadari kelakuan kayu itu pun sering menjadikan kita mengikutinya, kelakuan diam dan berharap dari diam akan mendapatkan jawaban. Namun kita lupa jika maksud kayu itu diam bukan untuk mencari atau pun mendapatkan jawaban, kayu hanya diam, tidak meminta apa pun dari diam itu, Diam yang tulus dan ikhlas, bukan diam yang diliputi dengan keraguan, bukan diam yang diliputi dengan amarah. Hanya Diam titik.
Saat kita diam ada yang mengartikan dengan positif dan berkata coba meditasi-coba kesadaran, dan dalam diam kita berhalusinasi dengan puluhan tata cara meditasi, kita pun berasumsi jika langkah alam lah yang kita ikuti, maka peluang kesadaran akan bangkit, untuk apa?, untuk kesadaran, lalu? untuk kebahagiaan. Dan berbagai macam kata "untuk" telah menjerat kita, berbagai macam bentuk ikatan baru yang halus makin halus menjerat kita.
Alam tidak diam untuk sesuatu apa pun, kayu tidak diam untuk sesuatu apa pun, semua diam dalam diam mengembalikan segala kebisingan mengembalikan segala kekacauan dan menjadi diam yang ikhlas, diam yang tanpa rasa dan rupa, diam yang meditatif, yang alami tanpa ada alasan untuk diam itu sendiri.
By.Tj,lagi diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar