Keberhasilan dan kegagalan. keduanya bagaikan sisi yang tak terpisahkan dari satu mata uang logam yang sama. Kita tidak dapat memilih satu sisi saja. bayangkan satu coin hanya dengan satu sisi. Apa nilainya ? Mungkin daya tarik bagi para kolektor, tetapi tetap tidak memiliki nilai nominal. Orang awam tidak akan menghargainya. kolektor yang tidak tertarik dengan koleksi mata uang, tidak akan menghargainya pula. Misalnya kolektor prangko. Dia tidak akan tertarik sama sekali. Apabila pengalaman kita terbatas pada satu sisi kehidupan, kita miskin sekali. Kita bagaikan uang logam dengan satu sisi. Ya, kita akan dihargai oleh kolektor, oleh suatu kelompok yang terbatas. Kita bisa saja menjadi selebriti, tetapi kita tidak dapat merakyat. kita terjebak ke dalam suatu perangkap. Gerak-gerik kita akan terbatas dalam satu lingkungan saja kita akan menjadi seorang penakut. Kita akan takut kehilangan lingkungan tertentu, karena hanya lingkungan itulah yang menghargai kita. Dunia kita menjadi begitu sempit, begitu terbatas.
Hal inilah yang terjadi pada mereka yang hidupnya dipenuhi oleh satu macam pengalaman saja. Hidupnya menjadi hambar, tanpa rasa; tidak ada warna dalam kehidupannya. Kita menjadi tumpul tidak ada lagi kepercayaan diri. Kita kehilangan kepercayaan diri. Kita akan percaya pada keberhasilan kita saja. hanya pada harta yang kita peroleh berkat keberhasilan kita; dan suatu saat dimana kita sangat membutuhkan keberhasilan, yang mengunjungi kita ternyata kegagalan. kita akan kecewa, gelisah, putus asa, mungkin menjadi gila. kita jatuh dan sulit sekali untuk bangkit kembali.
Nikmatilah keberhasilan kita, tetapi jangan mempercayainya. keberhasilan kita bersifat sementara, begitu pula kegagalan kita. Terimalah kegagalan kita, sebagaimana kita telah menerima keberhasilan kita.
Ingat akan satu hal, hanya lewat stress yang berat, kita akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi. hanya saat-saat penderitaan, kita akan mulai menghargai kebahagiaan. Hanya pada saat lapar kita akan benar-benar menikmati makanan. Sebelum lapar benar, ya apabila dipaksa, kita bisa saja makan, tetapi kita akan merasa mual dan muak. Makanan yang berlebihan tidak dapat dicerna, bahkan akan mengganggu kesehatan kita, kita sebenarnya hanya menjejali perut kita, tidak ada lagi rasa nikmat. ini sangat membahayakan kesehatan kita. Tapi saat kita lapar, sistem kita betul-betul siap menerima makanan. Pada saat itu, jika kita makan kita akan mampu menikmatinya, mencernanya, menyukainya. Cobala eksperimen ini!
Penderitaan ibarat pengalaman kita pergi kesekolah untuk pertama kalinya. Mungkin diantara kita ini banyak yang akan masih ingat, betapa tidak enaknya pergi kesekolah, sewaktu kita masih kecil. Kita berusaha untuk menjauhinya. Satu hari alasannya sakit perut, hari lain sakit kepala. Kita akan berusaha mendapatkan alasan-alasan baru, sehingga kita tidak perlu masuk sekolah, bolos hari ini bolos hari itu, sekarang, baru kita menyadari bahwa tanpa sekolah tanpa pendidikan, kita tidak akan pernah mencapai tingkat sosial dimana saat ini kita berada. kita tidak dapat meraih gelar, mendapatkan pekerjaan-hidup kita akan tersia-sia.
Kebahagiaan ibarat liburan sekolah. Nikmatilah liburan kita, lepaskan ketegangan, kecemasan dan segala macam jadwal pelajaran-rileks! namun jangan lupa, begitu selesai liburan, kita harus kembali masuk sekolah. Pahamilah hal ini dengan baik, dan kita akan mampu belajar tanpa air mata. Kita akan mampu menikmati sekolah kita, kita akan mampu membebaskan diri kita dari rasa sakit, rasa takut dan lain sebagainya. Yang dibutuhkan hanya sedikit pengalaman, tentang sekolah kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar