Langkah yang sangat ringan menginjak rerumputan, tiada yang mampu menolak setiap ijakan kakinya yang lentik, sapuan kaki yang lembut membuat seluruh mahluk terpana.
Dalam kegalauan - sang bidadari berdiri menantang langkah Bthara Bayu, menantang setiap desiran nafas hingga menyibak kain jarik sutra yg dikenakkan, terpaku,diam hanya memberikan semua kegalauan pada bethara Bayu, kegalauan tiada akhir dari sebuah penantian. Angin kegalauan tertangkap Rasa Bethara Kama, menembus kegelapan, mencari setitik nikmat.
Jauh ditengah hamparan rumput sarijong terkelir sangat jelas bagian tubuh yang tersingkap angin, kenakalan Bethara Bayu menjadi arena gelak tawa para malam. Begitu cepat api kama hidup dalam kancah tubuh,bercermin dengan bayangan diri.
Bethara kama menjadi terharu keinginan menangis dalam gelap dan memeluk hati sang bidadari, mencoba menampik kenakalan Bethara Bayu ditengah permainan hidup, segala kekuatan dan kemesraan yang dilakukan seorang Bethara Bayu mampu membuat bidadari terlena membiarkan semua tersingkap dan tubuhnya menggeliat dalam hangat dan dinginnya permainan hawa Bethara Bayu.
Hanya dengan inikah kegalauanmu dapat hilang ataukah kau tak mampu lagi mengingat bagaimana bethara Kama mengijinkanmu untuk memasuki istananya dan membiarkanmu untuk membawa semua guci cintanya ? Teriak Ratu Mawar yang menempel pada buah dadanya sebagai hadiah tangan Bethara Bayu, Oh... Bidadari, sungguh ku menyesal dirangkai dijadikan sajian pelepas penat hanya untuk menutupi hasrat nakal yang terselubung dari bethara bayu... Oh bidadari, cepatlah kau lempar aku pada ibu pertiwi,ku ingin memeluk dan menagis dipangkuannya, harum ku mawar bukan untuk menutupi busuknya nafas sang Bayu, tapi aku hanya ratu mawar yang akan melayani dengan senyum pada dewa Kama, menjadikan semua duriku ini bagai hiasan tangga emas, menjadikan setiap peluh dari tarianku embun sutra ungu. Bidadari lihatlah embunku lihatlah lebih dalam jadikan semua ini upeti atas hasrat mu, dan upeti atas semua yg kau ambil dalam istana Bethara Kama.....
Hyang Jagat Bethara menghela nafas panjang tanpa akhir, menampik semua tetes embun yang mengalir di setiap sudut matanya, Oh Bethara Kama, sudah menjadikan takdirmu disaat ini untuk selalu berkelana menyebar kama tanpa harus memilikinya...
*One day in other space;by Garing*
Dalam kegalauan - sang bidadari berdiri menantang langkah Bthara Bayu, menantang setiap desiran nafas hingga menyibak kain jarik sutra yg dikenakkan, terpaku,diam hanya memberikan semua kegalauan pada bethara Bayu, kegalauan tiada akhir dari sebuah penantian. Angin kegalauan tertangkap Rasa Bethara Kama, menembus kegelapan, mencari setitik nikmat.
Jauh ditengah hamparan rumput sarijong terkelir sangat jelas bagian tubuh yang tersingkap angin, kenakalan Bethara Bayu menjadi arena gelak tawa para malam. Begitu cepat api kama hidup dalam kancah tubuh,bercermin dengan bayangan diri.
Bethara kama menjadi terharu keinginan menangis dalam gelap dan memeluk hati sang bidadari, mencoba menampik kenakalan Bethara Bayu ditengah permainan hidup, segala kekuatan dan kemesraan yang dilakukan seorang Bethara Bayu mampu membuat bidadari terlena membiarkan semua tersingkap dan tubuhnya menggeliat dalam hangat dan dinginnya permainan hawa Bethara Bayu.
Hanya dengan inikah kegalauanmu dapat hilang ataukah kau tak mampu lagi mengingat bagaimana bethara Kama mengijinkanmu untuk memasuki istananya dan membiarkanmu untuk membawa semua guci cintanya ? Teriak Ratu Mawar yang menempel pada buah dadanya sebagai hadiah tangan Bethara Bayu, Oh... Bidadari, sungguh ku menyesal dirangkai dijadikan sajian pelepas penat hanya untuk menutupi hasrat nakal yang terselubung dari bethara bayu... Oh bidadari, cepatlah kau lempar aku pada ibu pertiwi,ku ingin memeluk dan menagis dipangkuannya, harum ku mawar bukan untuk menutupi busuknya nafas sang Bayu, tapi aku hanya ratu mawar yang akan melayani dengan senyum pada dewa Kama, menjadikan semua duriku ini bagai hiasan tangga emas, menjadikan setiap peluh dari tarianku embun sutra ungu. Bidadari lihatlah embunku lihatlah lebih dalam jadikan semua ini upeti atas hasrat mu, dan upeti atas semua yg kau ambil dalam istana Bethara Kama.....
Hyang Jagat Bethara menghela nafas panjang tanpa akhir, menampik semua tetes embun yang mengalir di setiap sudut matanya, Oh Bethara Kama, sudah menjadikan takdirmu disaat ini untuk selalu berkelana menyebar kama tanpa harus memilikinya...
*One day in other space;by Garing*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar