Minggu, 17 April 2011

HARI GINI; PIKIRAN POSITIF ?

Mengapa kehidupan belum berpihak kepada ku ?
Hal ini menjadi pertanyaan yang tidak pernah kita inginkan; pertanyaan ini merupakan spontanitas daripada angan-angan yang belum sampai pada yang menjadi keinginan. Saat kita dalam angan-angan mengaharapkan sesuatu berjalan dengan baik maka kita mulai beranggapan bahwa nasib sedang baik dan merupakan keberhasilan dalam sistem yang diterapkan dan sudah tentu sebagai mahluk beragama terucaplah rasa syukur plus senyum siap saji yang terpampang di wajah. Namun apabila semua anggapan itu diluar dari yang kita inginkan dan tujuannya pun belum tercapai seluruh energi terperas untuk membuat dalil atas semua yang terjadi; dan ajaibnya berujung pula dengan kata syukur serta mencoba membuat pikiran positif; dengan tindakan itu; tanpa sadar kita menekan perasaan dengan dalil pikiran positif, mencoba menutupi kata hati yang tertahan oleh alur pikiran positif ?

Tiap Individu yang telah memaksakan pikiran menjadi positif dan negatif secara tidak langsung telah membungkam kata hati; menutup mulut hati yang ingin menyuarakan suara nurani; dan bisa saja suara nurani ingin berkata’ “ hai bukankah kau ingin menghardik ? ‘ koq ndak jadi ? ‘ hey bukankah kau ingin membentak ; koq ndak jadi ? ‘ tapi koq yang kena meja-tapi yang kena koq hati ku- aku jadi terluka oleh pikran mu; teriak kata hati. Tapi apakah kita peduli yang ternyata di dalam tubuh dalam satu ragapun setiap detik membuat konflik dan ini terjadi bertahun-tahun serta dengan jangka waktu yang sangat panjang.

Ahh, ini tulisan pasti ngaco deh ; mungkin itu yang terpikir saat anda memasuki lanjutan dari tulisan ini; Khan sudah semestinya berpikiran positif-khan ? khan sudah seharusnya-positif thinking –kan ? koq ini di bilang ndak pantas ? lalu yang pantas itu yang mana ?

Pernah kah kita membuat keadaan positif; keadaan dimana kita tidak perlu memaksakan pikiran untuk positif; keadaan dimana kita dengan tulus menerima seluruh umpatan di dalam hati-keiklasan menerima segala kebencian kepada orang yang telah menipu – yang telah selingkuh-yang telah melakukan segala tindakan yang kita asumsikan negatif ?

Keadaan inilah yang belum kita ciptakan-keadaan ini bukan lagi segala hal yang kita “adakan” – bukanlah keadaan yang kita buat-buat; keadaan yang kita bawa keluar dari diri, keadaan dimana pelampiasan ada di luar diri – keadaan hanya dibatas panca indra yang masih enak kalau ada pemandangan indah- kita masih buat keadaan dimana sedang pijat plus-plus-keadaan dimana stress langsung bisa hilang saat nunggangi motor besar dan geberr motor keliling kampung ?

Setelah keadaan yang kita buat itu hilang; kitapun kembali akan memaksakan nurani untuk menerima setiap bentuk pikiran positif kembali, kembali kita terperosok dalam alur kisah pikiran positif dan segala atributnya dan kita lupa dalam otak yang kecil terdapat ribuan factory yang siap memproduksi serum untuk kita tetap bodoh; jutaan limbah akan dimasukkan kedalam hati nurani ?
Buatlah Keadaan positif itu di dalam dirimu; heninglah biarkan pikiran mengumpat-biarkan kemarahan meluap namun hatimu masih dalam ketenangan masih dalam keadaan positif; tidak lah memaksakan hati menerima pikiran positif. Inilah mengapa pertanyaan diatas atas “mengapa Kehidupan belum berpihak kepadaku “ akan menjadi” belum berpihak kepada- Mu-.” Karena kamu belum membuat keadaan positif dan siap atas segala beban pikiranmu serta seluruh tanggung jawab atas segala hasil usaha yang berwujud ataupun tidak berwujud.

BUATLAH KEADAAN POSITIF TANPA HARUS MENAHAN NURANI DAN JUGA MEMBELENGGU PIKARANMU DALAM ANGGAPAN-ANGGAPAN BARU UNTUK MEMBUAT PIKIRAN POSITIF.

Tidak ada komentar: